Alien Dalam Dunia Penulis (Tere Liye)
Saya tidak kaget dengan heboh pernyataan Bang Tere Liye kemarin. Karena saya mengikuti pemikiran sekaligus langkah yang ditempuhnya soal keadilan bagi penulis. Termasuk audiensi yang saya lakukan Maret lalu kepada Pak Hestu Yoga selaku Direktur P2H Dirjen Pajak. Yang saya kaget justru sudut pandang dari penulis-penulis senior tentang langkah yang dilakukan oleh Bang Tere. Mereka lebih tertarik untuk menyangsikan motif dibalik aksi Bang Tere. Ada yang bilang itu sebagai marketing gimmick lah, ada yang bilang itu cari sensasi, ada juga yang bilang itu strategi promosi belaka.
Tanggapan saya satu, wajar saja. Orang-orang yang seumur hidupnya selalu menempatkan kepentingan banyak orang dibawah kepentingannya sendiri, pasti akan berkata seperti itu. Bagi mereka, its too good to be true ada orang baik yang melakukan suatu hal demi motif kepentingan orang banyak. Selalu berpikir, “Pasti ada udang di balik batu.” . Kenapa? Karena selama ini mereka tidak pernah melakukannya. Jadi bagi mereka orang-orang seperti ini adalah alien. Orang asing yang aneh.
Anggap saja saya naif karena saya memilih sikap sebagai orang yang percaya bahwa Bang Tere Liye melakukan aksi kemarin dengan niat tulus memperjuangkan nasib penulis. Karena jika kita semua mengedepankan syuudzon, mau sampai kapan umat ini dan profesi ini kuat?
Saat ini, mendapatkan “madu” dari menulis sudah saya rasakan semuanya. Travelling, sharing, royalti, properti, popularitas, pengakuan, sebutkan saja. Bagi saya itu cukup. Agar dunia kepenulisan kuat, dan para penulis berdaya, saya ga bisa mentok sampai sini. Saya memilih untuk mencari solusi. Mencari jalan agar profesi penulis memiliki kebanggaan. Memiliki kemampuan untuk hidup dan menghidupi. Jika regulasi atau pemegang kebijakan belum bersahabat dengan profesi ini apakah kita hanya diam, mengutuk kegelapan, dan mencari enak sendiri? Saya memilih untuk tidak melakukannya dan mencoba menyalakan lilin.
Bertahun-tahun saya dihantui pikiran dan perasaan ini. Apa yang bisa saya lakukan untuk membuat penulis berdaya? Senior saya sudah banyak melakukan sesuatu. Bang Tere dengan aksinya, Mba Ollie dengan nulisbuku dan storialnya, lalu saya apa?
Alhamdulillah Tuhan tidak membiarkan saya sendirian terlalu lama.
Momen yang ditunggu datang ketika di waktu yang tepat. 6 tahun lalu, saya bertemu beliau dan menjadi “ajudan” beliau. Mengurusi perjalanan, akomodasi, membawakan tas, hingga menjadi supirnya. Lepas itu kami tak bersua, hingga seminggu lalu di Halim Perdanakusuma. Pertemuan singkat, padat, dan bernas lalu dikongkritkan dalam sebuah MoU di hari Selasa tanggal lima. Pertemuan yang bagi saya naik kelas. Brili yang diawal bertemu menjadi mentee Pak Putu Putrayasa menjadi Brili Agung yang menjadi partner Pak Putu Putrayasa.
Sebuah MoU antara Inspirator Academy dan Bernas Group. Inspirator Academy perusahaan kemarin sore yang baru 2 tahun memiliki legalitas, kemudian bersanding untuk berpartner dengan Bernas yang lini bisnis medianya sudah menjadi legenda. Eksis sudah 71 tahun dan dibaca 7 presiden yang berbeda. Jangan ditanya lini bisnis lainnya. Propertinya sudah membangun puluhan ribu rumah dan kampusnya sudah mencetak puluhan ribu alumnus.
Untuk apa?
Untuk memberikan solusi bagi penulis. Memberikan kesempatan nyata sekaligus tambahan penghasilan dari menulis!
Kami sedang membuat program agar karya dan konten para penulis ini memiliki harga dan penulis bisa berdaya. Maju bareng-bareng sehingga teman-teman penulis muda atau pemula memiliki kesempatan yang sama. Program inilah yang akan menjawab dengan tegas pertanyaan,
“Apakah penulis pemula bisa hidup dari hasil karya atau tulisannya?”
Dengan jawaban, “Bisa!”
Penasaran? Saya bocorkan dulu namanya sebelum saya jelaskan isinya.
1. Bernas Biro Berita
2. Inspirator Academy Author Associate
3. Author Club Indonesia
Kesemuanya akan direalisasikan dalam waktu dekat. Bahkan untuk Jogja, yang nomer satu sudah dirintis sejak tanggal 5 September kemarin.
Insyaallah saya akan terus mengabari progressnya kepada teman-teman penulis Indonesia dimanapun Anda berada.
Keep Writing and Stay On Fire,
Brili Agung
CEO Inspirator Academy, Penulis