Ini Cara Saya Mengubah Patah Hati Menjadi Royalti, Kamu Juga Bisa
Awalnya saya harus jujur. Bahwa DNA inti saya bukanlah penulis.
Tapi pengusaha. Saya lebih dulu jadi pengusaha dibandingkan jadi penulis (buku). Saya berbisnis di tahun 2008 (semester 2 kuliah) karena kelaparan dan ga punya siapa2 di Bali. Hingga akhirnya bisnis tersebut saya tutup karena saya sudah bisa menghajikan orang tua dari keuntungannya.
Sedang saya menjadi penulis (buku) di tahun 2011. Semester 7 kuliah. Lagi2 karena kepepet. Kepepet dosen yang minta revisi skripsi terus. Jadi pelariannya nulis.
Awalnya nulis di FB, kemudian dikumpulin lalu dirapikan. Kirim sekaligus ke 10 penerbit. 9 nolak termasuk Mizan. Tapi akhirnya diterima oleh penerbit yang lebih baik dari Mizan. Yaitu Elex Media Komputindo.
Mengawali karir jadi resepsionis Ritz Carlton Hotel 2011. Resign 2013 sebagai Learning Manager. 2014 jadi Fulltime Trainer dan Konsultan Bisnis di Premysis Consulting.
Desember 2014 resmi jadi pengangguran setelah resign dari Premysis Consulting.
Fokus bisnis sendiri dan membesarkan Inspirator Academy. Sampai saat ini (Mei 2018) Inspirator Academy sudah melahirkan 600 an alumni program mentoring menulis. Dan 70% diantaranya bukunya sudah terbit. 95% diantaranya naskah sudah matang.
Buat saya dunia menulis bukan lagi hobi. Buat saya dunia menulis adalah sebuah jalan untuk menghadirkan pintu rezeki untuk banyak orang.
Dan semua ini berawal dari patah hati yang amat dalam. Patah hati karena profesi penulis yang sangat saya cintai tidak dianggap sebagai profesi yang menjanjikan dan memiliki masa depan cerah. Padahal bagi orang-orang yang mengetahui, profesi ini menjanjikan gelar menantu idaman.
Kamu tahu apa slogan RRI?
Betul sekali!
Sekali Mengudara, Tetap di Udara
Slogan Pemadam Kebakaran?
Pantang Pulang Sebelum Padam
Kami, para penulis pun tak mau kalah. Slogan kami adalah
Kami selalu mengubah patah hati menjadi royalti.
Yang paling gampang begini. Kenal Raditya Dika? Menurut data saya, sekarang royalti dia dari buku bukunya adalah 1 M / bulan.
Apa yang dia tulis sebenarnya? Yang dia tulis hanyalah pengalamannya saat SD, nembak teman SD nya.
“Mau ga jadi cewe gue?”
Terus dijawab hanya dengan dua kata.
“Najis Lo.”
1 M sebulan!
Oke, kita itung-itungan yuk darimana hasil royaltinya.
Ini itung-itungan jika kita ajukan naskah kita ke Major Publisher.
Contoh itungan ini saya ambil dari buku saya yang berjudul ME , terbitan qultummedia.
Royalti : 10%
Oplah cetakan pertama : 3000 eksemplar
Asumsi harga jual/buku : Rp 50.000
Hitung-Hitungan :
Royalti x Oplah x Harga Jual = Penghasilanmu
10% x 3000 x 50.000 = Rp 15.000.000
Itu dalam 3 bulan, 3000 eksemplar HABIS.
Ini itung-itungan jika kita ajukan naskah kita ke Major Publisher.
Saya kasih studi kasus buku saya yang saya terbitkan lewat Self Publishing dan saya jual sendiri. Judul bukunya Unusual Business.
Biaya cetak : 20.000 / eksemplar
Harga Jual : Rp 250.000 / eksemplar
Buku terjual : 1000 eksemplar
Pendapatan penulis :
(Buku terjual x Harga Jual) – (Biaya Cetak x Buku Terjual)
(1000 x 250.000) – (20.000×1000) :
Rp 230.000.000
Dalam satu bulan buku itu habis. Lumayan, 1 buku untuk 1 rumah.
See? Itulah kenapa penulis adalah menantu idaman. Baik, saya akan kasih bonus satu rahasia lagi. Sebuah data yang mungkin bisa memberi pencerahan untukmu.
Saya adalah orang data. Melakukan sesuatu itu pasti ada landasan data atau risetnya.
Menjadi penulis pemula, dari 0 itu bisa segera pecah telor bikin buku kalo kita bisa take action dari data ini.
Dari 100 orang penulis, komposisinya adalah
10% penulis yang tidak menulis bukunya sendiri. Mereka pake jasa ghost writer atau co writer. (By the way, 10% orang ini adalah favorit saya. Karena sekali deal dengan mereka bisa tembus project antara 15-100 juta)
10% penulis sudah memiliki bakat dari lahir. Mereka otodidak dan voila jadi penulis. Suka ga suka, bakat masih tetap berperan.
80% sisanya. Populasi penulis terbesar adalah mereka yang memiliki semangat tinggi untuk menjadi penulis namun mereka perlu diarahkan dan dibimbing intensif. Mereka perlu mentor. Tanpa mentor, proses lahirnya buku mereka akan makan waktu lama dan potensi menyerah di tengah jalan sangat besar.
Pertanyaannya, kamu ada di golongan yang mana?
Masing masing golongan udah punya jalan sendiri sendiri jadi penulis.
Golongan pertama, tinggal cari ghost writer, bayar, jadi bukunya.
Golongan kedua, kirim aja tulisanmu ke penerbit. Jika kamu benar benar berbakat pasti tulisanmu akan diapresiasi.
Golongan ketiga, segera cari mentor dan aplikasikan 3 kunci yang saya sebutkan di atas.
Simple!
7 comments
Mantaaaabs
Gara2 tulisan bisa membuat pembaca jd jatuh cinta
Gara2 tulisan bisa membuat pembaca jd jatuh cinta
saya pernah baca unusual business sangat bagus sekali bukunya sungguh memotivasi..
Mas.. Saya suka nulis puisi.. Cuma gag terbit-terbit..saya kumpulun aja di blog..
Disini akasarataufiq.blogspot(.)com
Kira kira nilai donk mas, bagaimana.tulisan.saya
Hahahaha bisa bisaa