Menjadi Kamu

 

Pernah ga ada seorang teman yang bilang ke kamu, “Kamu ga tau rasanya jadi aku sih?”!

JLEB

8 dari 10 orang yang mempunyai teman dijamin pernah ditodong perasaan yang sama. Akupun begitu. Berkali-kali hingga bosan sendiri.

Jadi ada seorang teman di Facebook yang selalu dan selalu curhat tentang hidupnya. Hidupnya yang penuh kemalangan, hidupnya yang penuh tragedi, dan segala hal yang menjadikannya alasan untuk mengeluh. Selalu dan selalu. Cerita yang sama, bumbu yang berbeda. Lagu yang sama, penyanyi yang berbeda, film yang sama, pemain yang berbeda. Okelah kalo sekali dua kali. Tapi ini setiap kali aku OL, bisa ditebak 5 menit kemudian dia pasti nge-chat. Awalnya aku masih dengan senang hati menanggapinya. Memberikan masukan, saran, dan yang paling penting memotivasinya.

Tapi entah kenapa lama-lama curhatnya mengalahkan episode sinetron tersanjung dan tukang bubur naik haji. Panjang dan selalu berulang! Kalo sudah begini, rasanya pengen nanya , “Eh Halooo… Nasehat yang kemarin udah dilakuin belum?! Jawabannya masih berlaku lho!”

Please, ga usah srama queen! Di pelosok banyumas sana, ada lho Tasripin yang masih SD, hidup sendiri, membesarkan adiknya dan keluhannya ga sepanjang kamu! Dan ada juga Bu een Sukaesih yang walaupun lumpuh, tapi 26 tahun beliau mengabdikan dirinya di dunia pendidikan! Dan lihat tuh anak-anak palestina yang tiap hari harus melihat keluarganya di bunuh di depan matanya! Dibandingkan masalah mereka, masalahmu itu bukan apa-apanya!

BIIQSXnCUAA6M5Z

Dan kalo aku sudah membandingkan masalahnya, kata-kata saktinya keluar : “Kamu ga tau rasanya jadi aku sih!” . Ditrambah emot mewek yang anehnya ga nambah rasa simpati ku. Udah mati rasa mungkin ya sama emot mewek dari dia.

Ya kenapa harus jadi kamu? Aku sendiri punya segudang masalah yang menantangku untuk diselesaikan. Yang membuatku berdarah-darah menuntaskannya agar aku bisa naik kelas. Oke, kalo mau ngeluh monggo. Tapi apa dengan ngeluh tiba-tiba ada yang ngasih kamu warisan tanah 200 hektar? Apa dengan ngeluh tiba-tiba masalahmu langsung ngilang gitu aja?

Please.. Jangan lihat hidupmu layaknya rangkaian kesalahan atau kemalangan tiada henti..

Lihat dari sudut lain. Dari sudut yang lebih cerah. Kegagalan itu ada, untuk membuatmu pantas naik kelas. Kalo ga ada kegagalan, kamu ga akan bisa merasakan rasa syukur dan nikmat keberhasilan. Tanpa ada penderitaan, penghargaan kita terhadap kebahagiaan ga akan ada.

Allah tuh selalu adil. DIA selalu memberikan cobaan sesuai kemampuan hamba Nya. Cobaan mu ga akan ketuker sama cobaannya Arya Wiguna.

Ngeluh emang enak, nagih pula kan ya? Kayaknya ngeluh tu berasa buang semua beban, sampah, kekesalan, kesedihan, dan membuangnya ke tong sampah. Yes, its true! Aku juga masih suka ngeluh.  Tapi pertanyaannya, apa yang kamu lakukan setelah ngeluh?

Berjalan di jalan yang sama dan mengulangi kesalahan yang serupa? Kalo hal itu yang kamu lakukan, diketawain keledai tuh! Katanya cuma keledai kan yang terperosok di lubang yang sama? Lha kamu yang ngaku jadi manusia malah keperosok empat juta dua puluh kali di lubang yang sama pula!

Ngeluh seperlunya aja, setelah itu syukuri apa yang kita punya. Jangan kebanyakan noleh ke belakang. Ambil pelajaran dari kegagalan, genggam itu, dan mulailah melangkah maju. Kegagalan itu bukan sebagai alasan, namun bisa kita ambil hikmahnya untuk bekal kehidupan.

 

CEO Inspirator Academy, penulis 6 buku, co-writer 17 buku artis, pengusaha, dan trainer.

Belajar Bisnis Dari Drakor Seru Abis

Sebagai penulis, melahap film dari berbagai genre adalah kebutuhan bagi saya. Membanjiri pikiran dengan ide ide baru, pembelajaran dan inspirasi dengan cara yang menyenangkan. Jadi itulah kenapa saya ga fanatik terhadap satu jenis genre film….

Transformasi Radikal Qyta Trans

Pandemi Covid 19 keras menghantam banyak lini. Wabah tentunya menyerang sisi kesehatan, namun ada sisi lain yang juga terhantam tidak kalah telak. Apalagi jika bukan sisi ekonomi. Semua pelaku usaha, mulai dari level kakap sampai…

Review Film Ghost Writer

    Ghost writer yang mereview film ghost writer. Akhirnya, setelah sekian lama bisa nge blog lagi. Dan, kali ini edisi khusus karena saya akan me review sebuah film. Karena biasanya untuk blog ini, review…

Cerita Dari Dirigen Oli Bekas

Cerita Dari Dirigen Oli Bekas Beberapa hari yang lalu mungkin teman-teman tahu bahwa saya menginisiasi donasi untuk membantu seorang anak bernama Latif. Sebuah video viral di social media memperlihatkan dia sedang dipaksa menyiram oli bekas…

Kios Untuk Ayah

Apakah benar hidup bermula di usia 40 tahun? Banyak sekali yang berkata kepada saya demikian. Bisa jadi ada benarnya, bisa jadi tidak berlaku bagi sebagian besar orang. Coba lihat sekeliling kita saat ini, apakah saudara…

5 comments

    Waah salah fokus tuh yaa temennya mas brili.. Justru ketika dikasih cobaan cari perhatiannya mestinya ke Allah ya bukan ke social media… Smoga dikasih kemudahan deh buat temennya mas brili dlm mnyelesaikan masalahnya.. Terutama kesadaran bersyukur & nggak lebay ya sama masalah… :))

    assalamu alaikum, mf mz dengan keluhan saya dahulu tapi sekarang saya punya wadah keluhkesah yang di jamin takan pernah bosan mendengar dan menampung keluh kesah dan rintihan saya

    adukan aja semua permasalahan hidup sama Allah kayaknya adem banget di hati

    “Allah tuh selalu adil. DIA selalu memberikan cobaan sesuai kemampuan hamba Nya. Cobaan mu ga akan ketuker sama cobaannya Arya Wiguna.”

    haha, lucu tapi bener bgt mas..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *