Realistis atau Materialialistis ???

Sore itu seperti biasa, aku sedang menikmati secangkir cappucino favoritku di sebuah cafe di seputaran Bekasi. Dan seperti malam minggu sebelumnya, cafe itu lebih ramai dari biasanya. Dan aku berdoa semoga malam ini ada drama. Drama yang bisa aku rangkum menjadi cerita dan bisa dinikmati kalian para pembaca. Dan Tuhan mengabulkan doa ku. Ketika pasangan itu datang dan mengambil tempat duduk persis di meja depanku.

Si cowo dandananya biasa. Dalam arti ga berlebihan. Kaos gelap, jeans, sweater, dan sepatu converse. Rambutnya sedikit acak-acakan. Dan si cewe ini yang membuatku menyimpulkan bahwa akan terjadi drama bahkan sebelum mereka mengucapkan apa-apa. Si cewe dengan rambut agak-agak curly terlihat jelas dia baru dari salon. Tapi rambutnya udah ga terlalu rapi. Ada beberapa sudut yang terlihat berantakan. Pakaiannya agak-agak bertolak belakang dengan si cowo. Glitter dimana-mana, dress yang agak ketat, dan make-up yang bisa jadi sebelas duabelas dengan Syahrini.

Cowo : “Ko kamu cemberut sih? Kan kita baru nyampe.”

Cewe : “Menurut kamu?”

Cowo : “Aku salah apa?” Tampak si cowo dengan muka sedikit kebingungan.

Cewe : “Aku kira kamu akan jemput aku pake mobil. Seperti apa yang dilakuin cowo-cowo temenku.”

Cowo : “ Beb, kan malam ini aku jemput kamu naik Taksi.. Udah ga naik motor lagi kayak minggu lalu.”

Cewe : “Iya! Tapi kan aku pengennya kamu jemput aku pake mobilmu!Buka pake Taksi. Tarif bawah pula.” Nada si cewe dah mulai meninggi

Cowo : “Aku cuma punya sepeda motor, kamu kan tahu aku belum mampu beli mobil.” Kelihatan sekali si cowo udah mulai pasrah

Cewe : “Udah ah, bete!”

Si cewe langsung pergi keluar cafe dan si cowo berusaha menuyusulnya. Mereka berdua ga kembali lagi ke cafe ini. Aku tersenyum sembari kuseruput kembali cangkir capuccino ku.

Buatku ga ada pembenaran untuk seorang wanita yang menolak laki-laki hanya karena tumpangannya. Dan satu-satunya hal rasional yang masuk dalam kepalaku cuma satu. Yap! Apalagi kalo bukan gengsi.

Kalo kalian masih mendebat dengan alasan “Wanita itu realistis bukan materialistis!”. Aku percaya sepenuhnya dengan kalimat itu. Wanita pasti akan selalu mengutamakan kenyamanan. Baik dalam hal perasaan atau material. Kami kaum pria mengerti betul hal itu.

“But girls, let me tell you something. We are not stupid. We are whooping our ass to make you happy!”

Dibalik tampang cuek dan kadang stupidnya kami, tahukah kalian kalo kami para pria rela makan dari 3kali sehari menjadi sekali sehari demi wanita yang dicintainya. Ga ada pria yang pengen ngliat wanita yang dicintainya hidup susah. Ada perasaan bersalah yang mendalam di hati kami kala ngeliat wanita yang udah dandan cantik tiba-tiba harus dibonceng naik motor, rambutnya rusak ditiup angin dan kemudian terlihat seperti singa.

Pria mempertaruhkan harga dirinya dan berusaha semaksimal dia bisa agar bisa menyenangkan wanita yang dicintainya. At least kalo pas hidup sama ortunya dia bisa makan 3 kali sehari, ya pas hidup dengannya standar hidupnya akan sama. Bahkan lebih.

Aku perhatikan salah satu mas sepupuku yang akhirnya tahun lalu menikah setelah pacaran sekian tahun dengan wanita yang dicintainya. Namanya mas Ibnu. Ketika pas awal-awal pacaran mas Ibnu ini kemana-mana naiknya supra X dan masih harus menyambung hidupnya dengan jualan pulsa. Tahun berganti dan sekarang dia menikah dengan wanita yang dicintainya dan mencintainya. Dia tetap setia dari dulu hanya supra X hingga sekarang sudah bisa jadi honda Jazz. Dulu tukang pulsa, sekarang PNS di Kementrian ESDM. Dia menerima mas Ibnu dari no one hingga menjadi some one. Ga ada yang berubah.

Dan kembali ke pasangan di cafe tadi. Wanita-wanita seperti cewe di cafe tadi memang mempunyai banyak pilihan untuk saat ini. Tapi percayalah hal itu gak akan bertahan lama. Kemampuan wanita memilih pria itu cuma bertahan sampai umur maksimal 30 tahun. Lebih dari itu, wanita akan memilih siapa saja yang mau dengannya.

Their biological clock is ticking and their prime time is going to an end.

Sekarang mungkin kalian bisa menolak, memutuskan hanya mau pergi dengan orang bermobil. But just wait for another year or two, your options is limited (if you have any).

Maaf, tapi hal sebaliknya berlaku untuk kami para pria. Semakin bertambahnya usia kami, pilihan kami akan semakin banyak. Kami akan tumbuh semakin mapan dan matang.

Buat pria-pria lain yang juga ditolak  ’Cewe di Cafe itu’ dalam kehidupan kalian masing-masing karena masih berjuang meniti karir, just forget her. She’s not worth it

Carilah wanita yang mau mendampingimu walaupun kamu sekarang jalan kaki, naik otopet, bahkan odong-odong sekalipun. .Ketika kamu sudah sukses dan bisa naik moge, mobil sport atau bahkan helikopter, maka bahagiakanlah wanita yang sudah mau menemanimu jalan kaki tadi. Belikan dunia untuknya.

Kalian tau kenapa laut diciptakan begitu luas? Karena Tuhan tau butuh laut yang begitu luas untuk menampung begitu banyak cewe matre! Inget kan? Cewe matre kelaut aje.

Bahwa kesetiaan wanita diuji ketika sang pria gak punya apa-apa. Dan kesetiaan pria diuji ketika dia punya segalanya itu benar adanya.