[REVIEW BUKU] SIRKUS POHON – Andrea Hirata

Seberat Apapun Hidup, Tetap Ada Yang Bisa Ditertawakan – Sirkus Pohon

Anjay!

Xian Nying!

Hanya umpatan dan makian yang berlalu lalang dalam kepala saya ketika dalam waktu kurang dari 12 jam saya menyelesaikan karya ke-10 Bang Andrea Hirata. Saya adalah pembaca setia novel beliau, namun baru kali ini saya merasa perlu dan terpanggil untuk menuliskan review karyanya.

Seburuk itukah buku ini?

Kalau kamu adalah nyinyiers Bang Andrea, sebagus apapun karya Doctor Honoris Causa bidang sastra dari University of Warwick, United Kingdom ini pasti akan kamu nilai sebagai sampah.

Bagi saya, karya ini adalah bukti sahih kejeniusan paripurna dari sang maestro kata, Andrea Hirata.

Pernah menonton film Now You See Me ? Semua reviewer film berpendapat jika twist dalam film itu membuat banyak penonton terperangah. Termasuk saya yang gemes dan mendadak bengong saking amaze-nya saat tahu bagaimana endingnya. Tetapi in the end, saya menjadi maklum karena itu garapan penulis dan sineas asing. Wajar lah ya..

Nah, kenapa Sirkus Pohon bagi saya karya yang jenius? Karena kejutannya lebih WOW daripada NYSM !

Oke, mari kita bahas.

Bang Andrea adalah sastrawan melayu yang begitu mencintai kebudayaan aslinya di Belitong sana. Hal ini tak usah kita perdebatkan lagi. Pun dengan karya ke 10 nya ini. Kearifan lokal tentang Belitong menjadi warna yang sangat kental. Apapun sukumu dan bahasamu, ketika menyelami dunia sirkus pohon, mendadak kamu akan terlahir kembali sebagai orang melayu yang fasih memakai bahasa mereka. Seolah-olah kamu sedang ada di tengah mereka. Di tengah warung Kupi Kuli di Pasar Dalam, Tanjung Lantai. Akrab dengan nama-nama seperti Suruhudin, Debuludin, Taripol, Soridin Kebul, Jamot, dan lainnya.

Belum lagi kosa kata seperti “Boi”  dan “Ojeh” yang akan membuatmu tak tahan untuk langsung mempraktekan kata itu dalam kehidupan keseharianmu. Sekali lagi, apapun sukumu. Dari sisi ini, Bang Andrea sukses membuat Melayu Indonesia naik kelas!

Bang Andrea dalam novel ini juga membuktikan diri sebagai penuls dengan riset yang mendalam. Dia memahami betul sosiologi masyarakat Indonesia yang suka tahayul, mudah tertipu pencitraan, dan memiliki ego tinggi.

Sekarang beranjak dari sisi teknik menulis.

Bang Andrea adalah tipikal penulis yang memiliki sentuhan magis dalam tiap kalimatnya. Bayangkan, dua kutilang pacaran di atas pohon bisa dia tuliskan berlembar-lembar tanpa membuat pembacanya BOSAN! Ada sisi roman, ada sisi komedi, dan penuturannya yang detail selalu sukses membuat pembaca melompat ke dunia lain. Ke dunia yang diciptakan Bang Andrea dalam bukunya. Tunggu sampai kamu belajar menulis novel, teknik seperti ini adalah teknik tingkat dewa yang butuh ribuan jam terbang untuk menguasainya.

Dari sisi cerita.

Sirkus Pohon adalah novel yang menjelma menjadi potret kondisi ramai bangsa ini. Secara gamblang sindirannya terhadap kondisi perpolitikan negeri ini diungkapnya. Namun dengan eksekusi yang sangat membumi. Pemilihan kepala desa!

Sirkus Pohon juga menjelma menjadi roman yang tak kalah kelasnya dari Romeo and Juliet atau Twilight. Tentang kesabaran menunggu dalam cinta, tentang kesetiaan, tentang penerimaan cinta yang tidak memandang rupa, harta, maupun tahta. Tentunya hal itu akan menjadi picisan jika yang menulis bukan seorang Andrea Hirata. Bang Andrea berhasil meramu semua romantisme itu dalam sentuhan penuh komedi khas melayu di satu sisi dan sentuhan “BAPER TINGKAT DEWA” di sisi lainnya. Boi, sungguh ini kombinasi yang ajaib!

Berbeda dengan tetralogi laskar pelangi, yang mengusung tema besar tentang impian dan kerja keras, Sirkus Pohon tidak berhenti sampai situ. Walaupun Bang Andrea tetap konsisten mengusung dua tema itu, Sirkus Pohon menambahkannya dengan suatu intrik dan twist yang takkan kamu temui di karya sebelumnya. Inilah poin paling istimewa dalam buku ini.

Bisa jadi nanti kamu akan mengidolakan karakter “Hob” dalam buku ini yang memiliki ketulusan cinta tiada tara. Atapun karakter Tara dan Tegar, dua insan yang memiliki definisi setia tak bebilang masa. Namun, tokoh idola saya di Sirkus Pohon adalah Taripol. Seorang begundal, maling, yang culas namun sutradara belakang layar yang tak terduga.

Saya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menulis review ini, sebab satu hal. Karena saya memikirkan kekurangan apa yang bisa saya temukan dan saya tulis. Tidak fair rasanya jika sebuah review penuh berisi pujian tanpa kritik.

Well, kritik saya sederhana saja. Bang Andrea seharusnya mengeluarkan karya seperti ini minimal setahun sekali! Indonesia butuh asupan gizi dari literasi kelas dunia macam ini lebih banyak lagi.

Baiklah, Kawan, jangan percaya apa yang saya tulis sampai kamu memasuki sendiri dunia Sirkus Pohon. Alami, dan rasakan sendiri.

Ojeh?

CEO Inspirator Academy, penulis 6 buku, co-writer 17 buku artis, pengusaha, dan trainer.

Abu-Abu Dalam Selena dan Nebula Karya Tere Liye

Nyaris saya melewatkan tenggat waktu untuk meresensi Selena dan Nebula. Utang saya kepada Bang Tere Liye lah yang akhirnya menggerakkan saya untuk menulis ini di detik terakhir. Ya, saya berutang banyak kepada Bang Tere Liye…

Review Buku Orang – Orang Biasa – Andrea Hirata

Saya termasuk pembaca yang beruntung. Apa sebab? Saya mendapatkan novel bertanda tangan beliau langsung di Bangka Belitung.  Kamu bisa bayangkan sensasinya kan? Membaca karya penulis panutan di Bumi tempat dia melahirkan aksara aksara magisnya? Dan……

Diary Penulis Biografi –Klien Pertama Untuk Ghostwriter Pemula

Diary Penulis Biografi –Klien Pertama Untuk Ghostwriter Pemula Selamat malam writers! Ada yang unik minggu ini. Tak ada angin dan tak ada hujan, ada dua gadis mengontak saya untuk berdiskusi 1 pertanyaan yang sama. Satu…

Diari Penulis Biografi – Wujud Paling Tinggi Dari Cinta

Dalam tulisan saya DI SINI , saya pernah menuliskan bahwa hal yang paling saya syukuri dari menjadi co/ghost writer / penulis biografi adalah bisa bertemu sekaligus berinteraksi dengan banyak orang berilmu. Bisa face to face empat…

Dilan 1990 . Menulis Cerpen Atau Novel Based On True Story? Ini Resikonya!

Foto diambil dari sini Ketika membaca ini, apakah kamu termasuk salah satu dari 4.000.000 penonton yang sampai hari ini sudah menonto Film Dilan 1990? Atau baca novelnya? Sampai sekarang baik novel dan filmnya masih laris…

10 comments

    Looking forward to read this book. Aku kecewa berat sama karya Andrea terdahulu ‘Ayah’. Sempat aku having a thought yang Andrea has lost his touch. Hope this book will prove that I am wrong 😛

    Right! Aku setuju banget kalau karya Andrea Hirata keluar setahun sekali. Biar pengemarnya tak menunggu lama untuk menikmati karya yang kece dari penulis Melayu ini. Tapi tak mengurangi kualitas penulisannya, yah. Well, boleh lah bahas sedikit tentang alur ceritanya. Dari awal mungkin aku dan pembaca lain udah bisa nebak kalau di bagian akhir Sirkus Blansia bakalan muncul kembali. Tapi cara Andrea Hirata meliuk-liukan ceritan bikin gemas. Aku juga ngerasa tertipu dengan karakter Taripol yang ternyata punya hati malaikat. Cerita secerdas ini dikemas dari sudut pandang Hobri yang lugu dan hanya mengenal satu cinta, Dinda. Duh, di dunia nyata masih ada stok cowok model kayak Hobri nggak, sih. Hahaha. Satu lagi! Jangan lupakan motto: Bangun pagi, Let’s go! :)

    Sy sdh bca.. Jd taripol yg menjadi kepala yg menyatukan semua itu.. Tetap saja sy msh blum faham.. Taripol bersama yg lain hanya berlakon untuk selesaikan masalah… Mohon penjelasan

    Baru tau om andre ada rilis novel baru. Kemana aja aku selama ini.. :D.
    Terakhir baca novel “ayah” masih ngakak plus terharu dengar kisah cinta sabari.. sampe jadi orang gila gara2 marlena..

Leave a Reply to nisaa6 Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *