Untukmu, Nona Yang Belum Bernama

“Jika kita berjodoh, Walaupun hari ini dan di tempat ini tidak ketemu, kita pasti akan tetap dipertemukan dengan cara yang lain.” – Fiersa Besari

 

Tahukah kamu, kalimat itu baru kubaca di halaman ketiga belas dan seketika tanganku meranggas? Jemariku memberontak untuk memuntahkan apa yang menggedor di dalam otak. Ya, kali ini otakku yang mengambil alih. Dia memiliki tenggang rasa untuk hati yang belum sembuh seutuhnya. Untuk hati yang mungkin masih sedikit basah lukanya. Hati yang pernah babak belur menelan kenyataan. Kenyataan yang tak berpihak pada keinginan. Kenyataan bahwa masa depan pernah menjadi semacam bualan.

Menulis ini aku mengabaikan kewarasan. Berharap di suatu titik masa depan kau kan menemukan. Menemukanku yang mencoba merangkak lantas berdiri tegak. Menemukanku yang mencoba bangkit untuk kembali bersimpuh. Menenggelamkan hati pada Dia yang  menguasai perkara hidup, jodoh, dan mati. Apa yang mereka bilang tentang meluruskan niat, aku sedang mencobanya dengan sangat.

Perihal takdirku denganmu, ini serupa jernih disela semu, nyata diantara maya. Aku pun tak tahu apakah kelak kita bersanding di pelaminan, atau hanya saling mengubur dalam ingatan. Namun, kali ini izinkan aku mencoba sebuah jalan sesuai tuntunan.

Izinkan aku menjadi lelaki keras kepala yang berbeda. Lelaki yang dulunya percaya bahwa cinta baru datang karena terbiasa. Menjadi lelaki yang meyakini cinta yang dibangun bernaungkan kecintaan padaNya. Izinkan aku kali ini untuk tidak memikat sebelum mengikat. Karena aku akan melakukan sebaliknya. Mengikatmu untuk kemudian menghabiskan sisa umurku tuk memikatmu. Izinkanku untuk mendiamkan tanganku terlebih dahulu pada walimu, sebelum menjadikanmu satu-satunya wanita yang kuidamkan di sisa hidupku. Izinkan aku mencintaimu setelah menghalalkanmu. Menempatkannya dalam niat memenuhi perintahNya. Bukan cinta yang tumbuh karena temu yang tak pada tempatnya

Untukmu yang masih bertanya, kisah ini adalah kisah yang tak masuk logika. Kisah yang hanya hidup di bentangan imaji para hamba. Kisah yang jauh mudah diteorikan namun berbeda cerita ketika diperjuangkan. Percayalah, akupun setengah mati melogikakannya. Sampai tak terhitung, berapa kali hati ini memaki. Akupun masih tertatih meluruskan hati.

Ilmu agamaku belum seberapa, namun aku punya tekad untuk mendalaminya. Akupun tak pandai merangkai aksara, namun kamu tak pernah luput kumasukan dalam doa. Aku juga masih mencoba membasuh luka, namun  jika nanti kita bersama kau takkan kubiarkan terluka. Aku mungkin tak bisa tiap hari membuat harimu penuh tawa, namun izinkanku tuk menghadirkanmu bahagia. Aku belum sanggup menjanjikanmu Surga, namun izinkan tanganku menggandengmu berikhtiar menujunya.

Untukmu, nona yang belum bernama. Yang parasnya masih dirahasiakanNya.

Untukmu, nona yang belum bernama. Yang asmanya belum dibisikkan olehNya.

Untukmu, nona yang belum bernama. Semoga saat ini cinta di hatimu hanya untukNya.

Februari, 9, 2017

Brili Agung

CEO Inspirator Academy, penulis 6 buku, co-writer 17 buku artis, pengusaha, dan trainer.

Belajar Bisnis Dari Drakor Seru Abis

Sebagai penulis, melahap film dari berbagai genre adalah kebutuhan bagi saya. Membanjiri pikiran dengan ide ide baru, pembelajaran dan inspirasi dengan cara yang menyenangkan. Jadi itulah kenapa saya ga fanatik terhadap satu jenis genre film….

Transformasi Radikal Qyta Trans

Pandemi Covid 19 keras menghantam banyak lini. Wabah tentunya menyerang sisi kesehatan, namun ada sisi lain yang juga terhantam tidak kalah telak. Apalagi jika bukan sisi ekonomi. Semua pelaku usaha, mulai dari level kakap sampai…

Review Film Ghost Writer

    Ghost writer yang mereview film ghost writer. Akhirnya, setelah sekian lama bisa nge blog lagi. Dan, kali ini edisi khusus karena saya akan me review sebuah film. Karena biasanya untuk blog ini, review…

Cerita Dari Dirigen Oli Bekas

Cerita Dari Dirigen Oli Bekas Beberapa hari yang lalu mungkin teman-teman tahu bahwa saya menginisiasi donasi untuk membantu seorang anak bernama Latif. Sebuah video viral di social media memperlihatkan dia sedang dipaksa menyiram oli bekas…

Kios Untuk Ayah

Apakah benar hidup bermula di usia 40 tahun? Banyak sekali yang berkata kepada saya demikian. Bisa jadi ada benarnya, bisa jadi tidak berlaku bagi sebagian besar orang. Coba lihat sekeliling kita saat ini, apakah saudara…

7 comments

    Hai tuan yang disebut langit oleh sesosok bidadari yg mengajakq memahami deen,carilah di akhir sujud panjangmu. Nona itu sudah berada tepat di garis edarmu namun kamu masih terlalu sibuk menerka dan memilin sakit yang pernah tertancap dalam kalbumu. Aku pernah dan masih menjalani apa yang kamu lalui saat ini just believe in Allah signs she was be with u..
    Ps: jangan baper ya om cuman hehehhe samakan radar km dgn radar nonamu yak,insya allah asap ketemu

    Masyaa Allah ..kereenz tulisannya anak muda. Semoga banyak anak muda zaman sekarang spt mas brilly. Inget zaman saya masih muda, mas. Suamiku juga begitu…kami sama2 g pernah ada pengalaman pacaran, ketemu lsg nikah. Menuai cinta ba’da nikah…lebih nikmat lebih berkah, aamiin.
    Semoga segera dipertemukan oleh Allah yaaa nona nya…
    Aku share yaaa

    Gak tau kenapa, saya turut nge-Jleb baca tulisan ini. sepertinya ini emang bener-bener dari hati ya Mas nulisnya? hehehe. anyway, jodoh pasti bertemu, Mas! :)

    Salaam!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *