YES! Im a Happy Trainer
Cerita tentang berakhirnya karirku sebagai seorang hotelier yang sempat tayang disini berlanjut seru di babak selanjutnya.
Mungkin di awal tahun 2013 aku adalah salah satu mahluk yang paling berbahagia di dunia. Bisa jadi aku memiliki kebahagiaan yang sama dengan Nabi Adam saat akhirnya bertemu Siti Hawa. Bertahun-tahun mencoba mengembangkan jam terbang sebagai seorang trainer, dan akhirnya di tahun 2013 aku resmi menjadi TRAINER PROFESIONAL!
Siapa sih yang ga seneng pas akhirnya ketemu sama hal yang dicintai! Apalagi kamu diapresiasi saat berkarya di sana.
“Great results come from a great work. A great work comes from doing your passion.”
Ya mungkin aku ga bisa langsung se-kaya Bill Gates, tapi aku bahagia! Apa yang lebih penting dari itu? Rasanya itu seperti melakukan kesenangan,melakukan hobi dan setelah itu kita dapat apresiasi (dapat bonus berupa materi lagi^^ )
Terima kasih Premysis Consulting yang udah bukain jalanku untuk menjadi seorang Trainer. Lho ilmunya pas kuliah di perhotelan sia-sia donk?
Kata Siapa? Materi andalanku Service Excellent kan basic nya dari semua ilmu yang kudapat di Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua.
Sekali tepuk dua tiga lalat terlampaui.
Semenjak menyandang status sebagai jomblo Trainer, seakan dunia menarikku untuk lebih dalam larut dalam pusaran trainer-trainer berkelas lainnya. Seakan-akan Aku didorong untuk naik kelas secepatnya.
Caranya? Yes! You Right! Allah mengirimkan kek Jamil Azzaini dan Akademi Trainer nya dalam hidupku!
Titik balik kedua dalam hidupku saat dipertemukan dengan kek Jamil di Wanna Be Trainer 9. Training yang seakan membuka mataku tentang bagaimana sih seorang trainer berkarakter itu. Menyambungkanku dengan komunitas jomblo Trainer terbesar di Indonesia. It was like a dream come true!
Dan bertemu dengan trainer-trainer hebat di Akademi Trainer ini bener-bener membuat kita ngrasa kita belum ada apa-apanya. Menjauhkan dari penyakit hati bernama takabur. Kalo taaruf mah dirumahmu beb
Menjadi Trainer ini kayak magnet yang akhirnya narik semua hal-hal yang kucintai. Dengan jadi trainer, kesempatanku untuk traveling keliling Indonesia dan Asia (DAN HEY INI GRATIS) bisa jadi lebih sering. Selain itu kesempatan untuk mengasah kompetensi menulis juga jadi lebih terpacu. Gimana ga terpacu, Undang-Undang Trainer Pasal 7 ayat 2 itu menyebutkan kalo kartu nama seorang trainer adalah buku.
Mungkin pilihanku menjadi trainer tidak terlalu sementereng menjadi seorang PNS di mata orang tua.
Tapi dengan mengikuti panggilan hatiku, di sini, di dunia training aku merasa berdaya dan bahagia. Jadi apa lagi yang kucari?^^
9 comments
KerOn.. Slam Sukses Mulia
Sukses Mulia!!
Guru mudaku yang kerON…tanpa ragu kusebut dirimu guru, kau punya semangat yang ajibb dan jadi leverage yg josshh buat saya mas…
Once again…smg bisa dpt pendamping yg tak kalah kerON…sayang kalau dianggurin terlalu lama
apa ajasih kak syarat atau hal yg bisa dilakukan untuk menjadi seorang trainer ?
Barani Tampil, Sistematis, dan Berpengaruh
beruntungnya bisa bekerja di passion-nya, dan saya terkurung dalam rutinitas yang tidak terlalu saya sukai….
Suatu saat nanti saya juga akan mendapatkan kebahagiaan itu! Yaitu hal yang saya cintai makasih mas brili tulisannya ringan tapi pengaruhnya besar buat saya yang juga habis banting setir dan ingin mencari passion yg pas
Insyaallah… Terus ikhtiar Silmy
Mas, saya seneng tuh rasanya kalo ngomong di depan orang. Apalagi sampai didengarkan ucapannya. Saya super pemalu, pendiam, penakut hingga sikap lama saya terbawa hingga sekarang mjdkan sy harus ekstra utk mengubahnya. dan masalahnya, saya orang biasa. Terus, kalo saya mau nrainer,.. awal yang harus saya mulai seperti gmana ya ? Saya mesti nyari skill sy dulu juga kali yaa,…