Bukan Lagi Hotelier
Awal tahun 2013 ditandai dengan lepasnya status hotelier yang bertahun-tahun kusandang. Sebuah profesi yang sesungguhnya mulia namun banyak dari masyarakat kita memandang sebelah mata.
“Zul, mamas udah ga kerja di hotel lagi lho..” kataku pamer
“Oh.. udah ga jadi tukang hotel lagi mas?”
“……………”
Mungkin dalam pikirannnya aku semacam tukang becak, tukang odong-odong atau tukang bajai kali ya..

“Bril, kerja di hotel tuh ngapain aja sih?” Saat seorang sepupu bertanya padaku.
“Banyak mba.. Kebetulan aku kan di bagian Human Resources nya. Ya ngurusin dari rekrutmen karyawan, sampai ke training, terus juga ngurusin pas resign nya.. Pokoknya semua hal yang berhubungan dari karyawan internal itu bagianku juga. Termasuk penghitungan gaji..” kataku berapi-api.
“Oh.. kirain tugasnya cuma bawain koper ke kamar..”
“…..”
“Terus gajinya berapa tuh rata-rata?”
“Ada dua komponen gaji. Yang pertama gaji pokok, yang kedua service charge. Jadi fluktuatif tiap bulannya tergantung kamarnya penuh apa ga.. Ya kisarannya kalo di hotel ku untuk level staff biasa kisaran 5- 7 juta mba..”
“…….” Giliran dia yang melongo, karena hampir dua kali lipat dari gajinya sebagai PNS.
Anyhow, mulai januari aku sudah bekerja di Lembaga Training dan Consulting.
Buatku, ini adalah culture baru, lingkup kerja yang baru, orang-orang baru, client-client baru, dan semuanya baru.
Dan aku terjun di dunia yang memang passion ku. Menjadi seorang trainer!
Itu berita baiknya..
Berita kurang baiknya adalah di kantor ku selain trainer, departemen lain yang memiliki pasukan paling besar adalah marketing. Dan 90 persen anak-anak marketing adalah wanita.
Wanita itu adalah Ibu-Ibu dan mbak-mbak yang pada kelamaan jomblo.
“Halooo semuanya.. ada konsultan baru nih.. Brili namanya!”
“Nah, gini dong, nyari anak baru jangan cewe melulu. Kan suka ngantri kalo ke toilet” kata si ibu cenderung curhat.
Dan ngga jarang, ketika aku lagi duduk diem di cubicle ku, (pas lagi ga ada training atau presentasi di klien) ada yang nyaut..
“Brili, sini dong. Ada yang mau kenalan..”
atau
“Anak baru ya? Siapa namanya?”
Intinya, pindah kantor baru membuat Aku seketika menjadi Teuku Wisnu.
Digemari ibu-ibu. hahaha
Dan hal baru lainnya,, di kantor baru ini aku bisa pelihara jenggot! Setelah sekian lama di hotel saat muka harus klimis dan licin (selicin ubin masjid) , sebagai trainer aku bebas pelihara jenggot.
Apalagi di satu sisi aku memang harus keliatan lebih mature. Soalnya klien banyak yang underestimate sama trainer yang keliatan muda. FYI aja, usia rata2 trainer yang dipercaqya klien besar itu diatas 30 tahun.
Tantangan baru..
Dan pastinya.. Im blessed! Thanks to Allah for this new opportunity, new environment, dand new habbits!
11 comments
Mau lihat Teuku Wisnu yang kini mulai berjenggot…ya ini dia orangnya.
Sesukses Rumah Inspirasinya…doa terbaik untuk guru mudaku, semoga suksesmulia di dunia barunya yang sebenarnya bukan hal baru bagimu mas Bril…
Andy
Gantengan aku kemana-mana mas dari TW.
Amiiiinn.. Doa yang sama teriring bagimu…
Yeaayyy akhirnya bisa jenggotan .. soalnya di hotel gak boleh kumisan+jenggotan yaa hehehehe .. Selamat menginspirasi anak2 muda Indonesia ya briliiii.. dan semoga cepet kirim undangan biar kita2 yg di @akademitrainer bisa jadi fasil eh among tamunyaa hahahhaha
Kapan resign mba? :p
mas Brili keren 😉
Terima kasih…
Salam kenal Mas Brili
Salam kenal Pak Guru…
Semoga kita bisa segera berjumpa..
Wiih keren