Menerbitkan Karya atau….. BINASA
Telinga kita sudah akrab dengan perkataan “Publish or Perish“. Ya, Anda memilih untuk menerbitkan gagasan dan ide Anda, atau lenyap begitu saja dari dunia? Itulah kenapa menulis sebuah buku (minimal satu buku sebelum mati) menjadi sangat emosional. Karena buku lah yang akan menyimpan dengan baik ide Anda walau Anda nanti mati.
Penulis adalah satu-satunya kesempatan bagi Anda yang ingin hidup abadi. Raga Anda kelak boleh membusuk dan mati. Tapi tidak dengan gagasan Anda. Karya Anda akan menghidupkan kembali dan mengabadikannya.
Jika Anda tidak siap untuk binasa begitu saja, maka sebaiknya mulai hari ini Anda menjadikan menulis sebagai sebuah prioritas. Tanamkan diri Anda, dan munculkan syahwat Anda untuk menulis. Nikmati prosesnya. Walaupun awalnya pasti akan menjadi berdarah-darah. Hal itu manusiawi. Saya pun di awal merasa demikian.
Namun setelah menanamkan janji pada diri sendiri, dan memutuskan untuk berinvestasi sehari 5 halaman lambat laun proses ini menjadi sebuah kenikmatan.
Tresno Jalaran Soko Kulino.
Seketika saya kembali membuktikan bahwa kata-kata seorang Zade Smith (novelis besar Inggris), “Menulis itu 1 persen bakat, 99 persen sisanya kedisiplinan dan kerja keras.” benar adanya.
Yang awalnya berdarah-darah dan merasakan menulis adalah penderitaan bahkan siksaan.. Setelah 21 hari mendisiplinkan diri menulis 5 halaman.. Semuanya menjadi nikmat dan enjoy.
Ya, harga sebuah kebadian adalah kedisiplinan.
Apakah Anda siap menebusnya?