Ujian Cinta Sesungguhnya
Berapa banyak dari Anda yang menjalani cita-cita seperti yang Anda impikan saat kecil dulu? Walaupun saya tidak memiliki data pastinya, saya bisa memastikan sebagian besar dari Anda tidak menjalani profesi seperti yang Anda pernah cita-cita kan. Paling tidak termasuk saya sendiri, waktu kecil dulu saya bercita-cita menjadi seorang dokter. Namun nyatanya saat ini profesi saya jauh dari dunia medis.
Seperti yang Anda ketahui saat ini, saya adalah seorang penulis dan juga trainer sekaligus mentor untuk para calon penulis. Kehidupan memang berjalan begitu misterius hingga mengantarkan saya ke profesi ini saat ini. Dan cita-cita menjadi penulis masih saya ingat betul muncul saat saya masih kuliah semester 6 dulu.
Menjadi penulis adalah cita-cita yang sampai sekarang tetap saya lakukan. Hobi? Ya! Tetapi bukan berarti tidak ada pasang surut. Saya selalu mencari cara agar dapat bertahan terhadap semua cita-cita saya sendari mula. Pada artikel ini saya akan berbagi mengenai bertahan pada salah satu cita-cita saya, menulis.
Surut dalam segala hal adalah neraka. Tidak ada kemauan. Tidak inspirasi. Dan yang paling meng-kanker-kan keadaan adalah tidak berbuat apa-apa alias Do nothing. Kalau sudah begini apa wujud dari cita-cita?
Kunci dari bertahan terhadap segala sesuatu itu cuma cinta. Coba bayangkan saat Anda bertemu dengan pacar/istri/suami Anda untuk pertama kalinya. Apa yang Anda lihat adalah pandangan pertama alias hello effect. Bohong jika Anda mengatakan bahwa Anda jatuh cinta pada pasangan untuk pertama kalinya saat bertemu karena hatinya. Bagaimana Anda tahu dia orang baik? Kan baru bertemu pertama kali.
Begitu juga dengan dunia literasi. Saat Anda melihat buku di rak toko buku, Anda mungkin akan berpikiran, “Ah betapa enaknya jadi penulis. Terkenal, disanjung, dikagumi, kata-katanya selalu di dengar.”
Ingat ini hello effect. Anda masih belum menghitung berapa jumlah keringat dan air mata yang mereka perlukan untuk menghasilkan karya seperti itu. Anda masih belum tahu bagaimana mereka mungkin begitu frustasi atau marah saat dokumen naskah mereka hilang atau diremehkan editor. Anda cuma memandang kilat sampul buku mereka saat segala upaya mereka menjadi emas.
Selayaknya saat Anda jatuh cinta dan mulai membuktikan kata cinta Anda. Perasaan suka Anda mulai dihadang kebiasaan-kebiasaan buruk pasangan Anda. Suka kentut, datang terlambat, tubuh mulai gemuk, mulai marah-marah atau mungkin dari pihak orangtua? Jika Anda sanggup menghadapi itu semua, bolehlah Anda berbangga mengatakan pada orang lain bahwa Anda sungguh mencintai pasangan Anda.
Begitu juga dengan dunia menulis ini. Cinta datang karena terbiasa.
Saya mengalami hal ini. Saya bertahan sedemikian rupa dengan cinta saya kepada dunia literasi ini. Bertahan di dalam dunia yang “keras” ini memiliki sebuah rahasia yang sederhana. Rahasia itu bernama cinta.
Saat semua realita tersaji, satu pertanyaan harus Anda jawab sepenuh hati.
Apakah Anda mencintai menulis?
One comment
bener om kata pepatah “Alah bisa karena biasa”, karena sesungguhnya Apabila suatu pekerjaan telah terbiasa dilakukan, maka tidak terasa lagi kesukarannya dan juga jangan menilai kesuksesan orang saat ia sukses sekarang tapi yang harus dilihat yaitu usahanya dahulu yang mungkin lebih pahit, keras dan sulit..