Review semiapah nya Demi Ucok
Review semiapah nya Demi Ucok
Jumpa lagi dalam review-review edan Brili. Yak, ini adalah film Indonesia ke-4 yang aku terjemahkan menjadi rangkaian kata dalam blog ku. Insyallah akan terus bahas film Indonesia. Itung-itung Cinta tanah air dengan mendukung industri dalam negeri. Agar film kita jadi tuan rumah di negri sendiri.
Kenapa sekarang judulnya “semiapah” ? Ga lebih karena pada awalnya aku nonton film ini karena iseng. Ga ada ekspektasi yang membumbung tinggi akan film ini. Selain karena berbudget rendah, juga karena pemain dalam film ini yang hampir semua pemain baru. Tapi eits, ga lantas jadiin film ini kacangan ya.
Film ini sama sekali ga ada hubungannya ma Ucok Baba ko, walaupun judulnya demi ucok.
“Kawin dulu lah kau, baru kejar mimpi-mimpi…”
“Ga mau, Glo ga mau hidup menjadi sia-sia. Glo m au mengejar mimpi.”
“Egois sekali itu, hidup harus untuk sesama. Baru itu namnya hidup yang berarti.“
Cerita mengalir dari ikatan antara Ibu dan anak batak yang hubungannya bisa dibilang aneh. Glo, si anak terobsesi banget jadi sutradara. Dan dia punya idealisme ga akan married sebelum bikin film yang bener-bener pro. Padahal usianya udah menginjak 29 tahun. Yang meranin si glo ini adalah Geraldine Sianturi.
Tapi ya kalo biasanya pemeran utama cewe itu bening, menarik, semlohay, Glo adalah antitesis dari semua itu. Memang dia cukup menarik, tapi dia agak “subur”. Tipikal mba-mba yang males olahraga dan hobinya tu nonton gosip di tv sambil ngemil.
Dua tempat yang bisa membuat cewe tipe ini ngambek adalah depan cermin dan atas timbangan.
Dan satu kalimat pembunuh sakti andalan tipe cewe ini kepada pasangannya adalah “ Sayang, aku gendutan ga?”
Dijamin si cowo lebih menenggak minum sianida atau diubah menjadi Sutan Bathoegana daripada jawab pertanyaan itu.
So, film ini mengajarkan bahwa tuk jadi pemeran utama wanita dalam film nasional itu ga harus model yang langsing ko. #Uhuk #TapiKemungkinannnya1BandingSeribu
Halah, ko jadi salam fokus sih. Nah si Glo ini punya alasan kenapa dia harus ngejar mimpinya dulu sebelum married walapun usianya hampir kepala tiga. Dia berpendapat, kalo udah menikah emang mungkin dia bisa bahagia selamanya. Tapi ga begitu dengan mimpinya. Mimpinya akan mati dan dia akan hidup Happily boring after forever.
Sedangkan Ibunya yang dipanggil Mak gondut oleh semua temen-temennya ngotot kalo si Glo harus segera married. Dan harus sama orang Batak.
Masa sih 1 dari 4 juta orang batak sedunia ga ada yang mau sama Glo. Hal itu ditunjukannya dengan ke gereja lima kali sehari. Ikutan tiga partai politik sekaligus. Bahkan nyambi jadi dalang wayang golek. Tujuannya biar dapet jodoh buat si Glo.
Mak Gondut ini juga yang menjadi alasan Glo buat kejar mimpinya dulu sebelum menikah. Karena Glo ngliat mama nya ini harus mengubur impiannya jadi artis hingga akhirnya menikah. Dan harus melupakan impiannya.
Glo itu cewe yang keras kepala dan idealis banget. Dia paling ga mau dipaksa soal idealisme. Ketika ada kesempatan dari produser buat bikin film tapi film horror dia menolak. Kata si produsernya tuh gini :
“Hantu di film Indonesia harus muncul dua menit sekali minimal. Orang Indonesia itu males mikir Glo. Ga suka yang dibikin muncul perlahan.”
Sejak saat itu dia mengambil kesimpulan bahwa film Indonesia yang pasti laku adalah yang ada unsur Banci, Hantu, sama Susu. Tapi Glo ga mau latah bikin film gituan. Dia pengen bikin film yang inspirasional dan personal.
Dan untuk bikin film yang sesuai sama idealisme Glo, dia butuh paling dikit dana segar 1 Milyar.
Disinilah ditunjukan bahwa “Kasih Ibu Hanya Memberi, Tak Harap Kembali.”
Mak Gondut mengasuransikan dirinya sendiri senilai 1 M. Hingga nanti kalo mak gondut meninggal, Glo bisa dapat 1 M dan bikin film.
Adegan udah penuh keharuan dan berkaca-kaca namun tiba-tiba muncul tanda bintang kecil dibawah dan tulisan “*syarat dan ketentuan berlaku”
Glo harus kawin dulu sama orang Batak!
Sampai Glo dibilangin Ibunya “Semua di dunia ini ada yang punya Glo, kau aja yang ga ada yang punya!”
Gara-gara itu Glo minggat dari rumah dan tinggal bersama sahabatnya yang diluar keliatannya cuma jualan VCD Bajakan tapi aslinya dia bisnis online beromzet ratusan juta.
Glo juga punya sahabat cowo (Acun) yang depresi abis jadi karyawan pabrik sabun colek. Glo pun menasehatinya
“Hidup itu cuma ada alasan. Takut atau cinta. Kalo takut, udah pasti salah arah!”
Tanpa disangka, gara2 kata sakti dari Glo Acun ini sukses menang di ajang pencarian penyanyi berbakat di Jakarta. Sedangkan Glo? Tetep galau mikirin filmnya yang ga jadi-jadi.
Walaupun slengean, Glo ini punya wisdom yang bisa dibilang sakti sih. Tapi sayangnya saktinya buat orang lain, bukan buat dirinya sendiri. Contohnya lagi, saat ada satu cowo Batak yang bikin hati Glo sedikit melted karena si cowo ga pernah mau beli VCD Bajakan “Soalnya nanti kalo aku beli bajakan, sutradaranya rugi dan ga mau bikin film lagi.”
Nah, tapi setelah tau bahwa si cowo lagi nyari istri orang Batak karena itu permintaan dari almarhum Ibunya, bukan dari dirinya sendiri. Glo pun tetap pada idealismenya dan menasehati dia.
“Lu deketin gue bukan karena lu suka sama gue, tapi karena rasa bersalah lu. Kalo lu mau nyenengin orang terus, kapan Lu hepi nya? Balikan deh sama mantan lu yang dari Padang itu. Bayangin kalo lu kawin ma orang Padang, justru lu dapat maharnya dari mereka. Kalo lu married ma gue, lu tinggal itung aja maharnya 2juta per kg. Nah, its about pitty man..”
Besoknya si cowo itu langsung married sama mantannya. Dan Glo, masih berharap ada keajaiban yang menolongnya mewujudkan impiannya.
Sampai suatu hari, Glo ditelf tante nya kalo mama nya sakit dan dilarikan ke rumah sakit. Glo masih ngotot kalo Mamanya itu udah sehari-hari sakit, jadi ga usah khawatir lah.
Di saat yang sama ia bertemu sutradara favoritnya dan bertanya.
“Apa rahasia suksesmu sebenarnya?”
“Rahasia suksesku terletak pada karyaku yang menginspirasi banyak orang. Dan sumber segala inspirasiku adalah orang terdekatku, Ibu.”
DEG!
Glo seakan dikutuk menjadi batu. Dan dia berlari. Karena mobilnya udah dijual,akhirnya dia melawan ketakutannya naik angkot ke rumah sakit Ibunya.
Ternyata Ibunya udah jatuh miskin dan asuransinya hangus gara-gara dia berbohong soal penyakitnya. Rumahnya dijual dan sekembali dari rumah sakit mereka harus tinggal di kos Glo yang kata Ibunya dulu
“Lebih bagus kandangnya manohara…(manohara itu anjingnya keluarga Glo)”
Cerita berlanjut dengan ide dari Glo yang ingin tetap bikin film walaupun dengan budget terbatas. Ya, dia akhirnya bikin film dengan menjadikan Mak Gondut sebagai artis utama. Alasannya
“Nanti kalo Mama ketemu Papa di Surga, mama udah bisa bangga kalo impian mama pengen jadi artis udah terwujud.”
Mama Glo pun terdiam terlihat haru.
“Mama gapapa kan?”
“Iya Glo, Mama cuma lagi bingung mau pake baju apa nanti di film kamu.”
Lalu hening yang panjang pun tercipta.
Yak akhirnya dengan budget yang hampir ga ada dan pemain yang manfaatin sahabat Ibu dan sahabat Glo yang habis menang ajang pencarian bakat. (Karena setelah menang ajang pencarian bakat, hidupnya menjadi biasa-biasa lagi dan ga jadi apa-apa)
Namun di saat film itu jadi dan di malam premiere film itu akan diputar Mama Glo ambruk lagi dan harus dilarikan ke ICU.. Lantas apa yang terjadi? Tonton aja sendiri, weeee.
Film ini mengajarkan banyak sekali wisdom. Banyak kebijaksanaan yang disampaikan secara natural oleh tokoh-tokoh di film ini. Lewat Glo, sahabat glo, bahkan lewat Mak Gondut.
Yang pasti film ini menceritakan secara utuh bentuk kasih sayang antara Ibu dan Anak dengan angle yang berbeda. Bukan dengan angle yang menye-menye tapi dengan penuh humor segar, keras kepala, dan persaingan keduanya.
Kalimat mak Gondut yang cukup dalam adalah “ Keberhasilan seorang perempuan itu dilihat dari anaknya. Kalau kau lebih hebat dari anak kau kelak, baru kau boleh sombong!”
Ya, film ini emang ga berbudget setinggi Ainun Habibie atau 5 cm. Tapi paling ga di film ini ga ada Gery Chocolatos yang malang melintang. Dan film ini ajaibnya sangat matang dari segi kreasi. Perpaduan gambar dan selingan animasi-animasi lucu nya berpadu dengan serasi.
Yang ga kalah smart adalah dialog-dilaognya yang penuh isi. Ga ada dialog tanpa isi terbuang percuma di film ini. Semua dialog bermakna dan penuh arti didalamnya. Ceritanya matang dan kuat.
Banyak hal tentang kasih sayang Ibu dan Impian yang sebaiknya selaras dengannya ditonjolkan dalam film ini. Cukup menguras emosi, dari ngakak-ngakak dari awal hingga hampir menangis di saat akhir. Overall, film ini dapat nilai 8.
“Saat-saat matahari akan terbit justru itulah saat yang paling gelap. Jangan menyerah menggapai mimpimu segelap apapun keadaannya. Ga ada yang kebetulan di dunia ini.” ~ Glo
2 comments
good review, saya jg punya beberapa review film di blog saya
http://memeww.blogspot.com/2011/03/rumah-tanpa-jendela.html
sila dikunjungi yaa
thx
Siap juragan!