Melanglang Buana (1)
Edisi bulan September akan penuh dengan edisi travelling. Jadi jangan kaget ya,, kalo postingannya ga jauh-jauh dari pelesir, jalan-jalan, dan berbagai macam bentuk keceriaan lainnya.
Pernah dalam satu postinganku di bulan Agustus, tentang betapa seksinya seorang penulis adalah previlege nya untuk bisa jalan-jalan gratis ke berbagai penjuru arah mata angin. Karena karya kita yang menerbangkan kita menuju sudut dunia. Dan inilah yang kualami beberapa hari yang lalu.
Hari sabtu kemarin resmi menjadi sebuah sejarah untukku. Bukan, bukan karena aku kawin untuk kedua kalinya,,, tapi karena di hari sabtu, paspor ku yang hampir lima tahun dipingit terpaksa merelakan keperawanannya. Kesuciannya hilang di tangan bapak petugas imigrasi Singapura. Yang semena-mena mencocol pasporku yang tak berdaya.
Ya, gegara terlalu lama dipingit itu pula lah aku nyaris tidak diizinkan memasuk Singapura lebih jauh. Katanya karena paspor ku akan expired bulan Desember nanti! Jadilah aku ditahan dan dipangku diinterogasi sama om-om petugas imigrasi Singapura.
Namun aku selalu percaya pada pepatah kuno Somalia yang mengatakan “Jika kamu ganteng atau kaya, maka sesungguhnya setengah masalah hidupmu telah terselesaikan..” . Dan alhamdulillah nya aku masuk kategori pertama.
Setelah berhasil lolos dari pangkuan interogasi Om petugas imigrasi Malaysia, aku yang kebetulan ditemani dua teman kuliah semasa ngampus di Bali, lanjut menuju counter maskapai AA. Sebenarnya aku ga ada masalah sama maskapai AA. Tapi gara-gara gosip bandara ngurah rai hari senin di tutup, jadilah 2 temanku si Asa dan Vicky kebakaran bulu ketek (Karena mereka ga punya jenggot).
Betul saja, tiket pulang mereka berdua harus diganti tanggal. Karena Vicky tidak mungkin memundurkan tanggal kepulangannya, ia merelakan uang sakunya untuk beli tiket pengganti. Sedangkan Asa memilih memundurkan tiketnya sehari, dengan pertimbangan tidak dikenakan biaya tambahan.
Setelah melalui pegawai CS maskapai AA yang super judes bin jutek ngeselin makannya jadi jomblo ngenes itu.. kami langsung menuju stasiun MRT di Terminal 2. Ah, Wahai warga Indonesia, beruntunglah karena dibandingkan keramahan kita, mereka tidak ada apa-apanya..
Dengan muka udik seperti Wiro Sableng naik odong-odong, kami untuk pertama kalinya menjejak MRT di Singapura. Oiya, tips untukmu yang akan pergi ke Singapura.. sebelum naik MRT beli aja EZ Link Card seharga 12 SGD . Setelah itu kamu bisa lebih leluasa untuk naik MRT dan Bas (baca: Bis) di Singaura. Tentunya selama saldo mu masih ada.
Berbekal catatan ala kadarnya, dari Changi airport tujuan kami selanjutnya adalah Johor Bahru Malaysia. Dari Terminal 2 Changi, kami naik MRT dan turun di stasiun Tanah Merah. Setelah itu kami lanjutkan MRT jurusan Jurong, untuk berhenti di stasiun MRT Woodlands.
Aku harus berterima kasih kepada botol air mineral cap indomaret. Karena jasanya, aku bisa isi ulang minuman gratis di airport untuk membasahi kerongkonganku di sepanjang jalanan. Bayangin aja, untuk sebotol air mineral, harga di Singapura berkisar 3 SGD bo. Atau sekitar 28 ribu rupiah.. Kalo di Indonesia, udah dapat sama botol minum lock n lock tuh.
Sampai di Stasiun Woodlands, kami melakukan estafet ke moda transportasi lainnya yaitu Bas jurusan Johor Bahru. Tidak lama, hanya setengah jam, kami sudah mencapai woodlands checkpoints. Perbatasan antara SIN dan Malay. Kali ini perjalanan di Imigrasi mulus.. Mungkin karena efek tampanisasi wajah.
Sempat bertanya-tanya kepada petugas disana, akhirnya kami memutuskan untuk naik Taksi menuju hotel. Supir taksi yang kami tumpangi sepertinya tahu kami anak muda unyu tanpa dosa (baca: udik) yang gampang dikadalin. Dia langsung mematok tarif 10 Ringgit untuk tarif tumpangan ke Hotel. Dan eng ing eng.. ternyata perjalanannya kurang dari dua menit. Sangat dekat dengan JB Sentral tempat masuk kami dari Singapura. Kampret.
Di Johor Bahru, aku menginap di hotel golden court. Rencananya pagi hari saat sarapan, akan ada sharing dengan pembaca buku ku dari Johor Bahru di sana.
Jam 9 malam waktu Indonesia (Yang berarti jam 10 waktu Malaysia) kami bertiga sadar ternyata belum makan sedari siang di Indonesia. Kami memutuskan untuk memantau keadaan sekitar hotel dan menemukan warung yang penuh sesak laki-laki berpakaian klub di Malaysia. Mata mereka terpaku ke layar kaca sebesar 30 Inch. Ah, perutku tak mengijinkanku untuk terlibat tontonan mereka lebih lama. Satu-satunya nama yang kukenal dan sering disebut adalah safee Sali.
Kami bertiga memesan Nasi Goreng dan Teh Sejuk. Surprisingly, Nasi Gorengnya nendang. Dan teh yang dijuluki Teh Sejuk itu adalah teh tarik dicampur es. DAN WOW! Teh Sejuk made in Johor Bahru ini luar biasa! Rasanya muaknyusss! Dua jempol! Harga total hanya sekitar 8 ringgit.
Malam itu aku tidur dengan paripurna.. Tak sabar rasanya untuk sharing dengan pembaca lalu melanjutkan petualangan ke Legoland!
Bersambung….
—————————————————————————————
Ingin jadi seorang INSPIRATOR dan jalan-jalan GRATIS kemanapun untuk MENGINSPIRASI, IKUTI TRAINING KEREN INI!
4 comments
mantapppp browww..
hahahahaha
Fotone ndi?
pepatah kuno Somalia yang mengatakan “Jika kamu ganteng atau kaya, maka sesungguhnya setengah masalah hidupmu telah terselesaikan..”
menarikk 😀 ..hehehe..
Menarik becak?