Cinta dari Utara Nusantara

Ternate, 25 September 2012

Brili Agung Zaky Pradika

Masih teringat jelas kala sebuah mention dari dua orang wanita jelita berkerudung itu menggoda timeline twitterku. Mereka mengaku membaca sampai habis karyaku. Mengambil manfaat dan belajar banyak darinya. Mendengar itu saja sudah sangat kusyukuri. Apalagi yang bisa membuat seorang penulis merasa bangga selain karyanya diakui berguna.

Hingga akhirnya sekujur bulu kuduk ini berdiri mendengar mereka ingin mewujudkan satu bait tulisanku yang berbunyi

“Take Action, Make The Miracle Happens.”

Mereka ingin mengundangku dan membuat acara bedah buku ku!

Yang awalnya aku pikir hanya di seputar pulau jawa, ternyata aku keliru. Mereka akan mengadakan acara itu di Ternate. Sebuah kota yang terletak di pulau kecil utara nusantara sana!

Wow! Aku langsung menyumbang doa demi kelancaran semua impian dan rencana besar mereka. Hanya mengawalinya dengan dua kepala, mereka begitu percaya dan yakin mereka bisa. Merekalah Ina dan Mhya.

Semua terjadi begitu cepat hingga Ramadhan pun tiba. Entah bagaimana caranya hanya dengan dua kepala pada awalnya mereka saling melengkapi dan mengisi hingga akhirnya ada 7 orang personil aktif menjadi panitia. Mereka menyebut komnunitas mereka sebagai

“Ternate Islamic Books Community”

Tidak mudah meyakinkan berbagai sponsor mengenai urgensi acara mereka. Di Ternate, acara seperti itu yang mengundang penulis skala Nasional belum pernah ada sebelumnya. Dan sangat susah meyakinkan pejabat-pejabat dinas setempat untuk mengeluarkan ijin nya serta membantu sponsorshipnya.

Tapi entah malaikat mana yang membisiki dan meniupkan kekuatan pada mereka, hingga akhirnya mereka bisa. Teknik negoisasi dan diplomasi terbaik mereka keluarkan. Hujan badai mereka lalui, kepulan asap Gamalama mereka tundukkan.

Sebuah kisah yang sempat mengundang decak kagum aku dapati dari seorang kawan yang terlebih dulu berlibur kesana. Kuatur supaya dia bertemu mereka dan berbagi dahulu bersama. Ternyata usaha luar bisa mereka bukan hanya di status twitter dan bbm belaka. Kak Odhie telah membuktikannya sendiri.

Bagaimana tidak kusebut luar biasa kalau mereka rela menunda membeli baju lebaran hanya karena khawatir nanti uangnya tidak cukup untuk mengadakan event.

Bagaimana tidak kusebut luar bisa jika diwaktu yang sama masalah pelik keluarga datang mendera tapi mereka tetap bisa bertahan dan tetap pada rencana.

Bagaimana tidak kusebut luar biasa jika pada akhirnya mereka mampu saling menundukan ego dan membuat satu keputusan besar bersama.

Bagaimana tidak kusebut luar biasa jika pada saat itu Gunung Gamalama sedang erupsi namun mereka yakin dengan mustajabnya doa mereka dan tetap ikhtiar.

Bagaimana tidak kusebut luar biasa jika pengorbanan-pengorbanan yang mereka lakukan mampu membuatku menitikan air mata sampai tak bisa berkata apa-apa.

Hanya dengan berpegang “Take Action, Make The Miracle Happen.’

Aku bertekad akan memberikan seratus sepuluh kemampuan terbaikku untuk menebus semua tetes keringat, air mata dan darah mereka. LUNAS! Aku pesankan, mereka tak perlu memikirkan biaya apapun untukku. Cukup cerita yang mempesona dan keindahan Ternate yang kuminta.

H-2 menjelang keberangkatanku kesana, aku habiskan sehari penuh untuk menggodok materi-materi yang akan kupersembahkan kepada mereka. Aku tak hanya ingin datang sebagai tamu atau orang asing. Aku ingin datang sebagai saudara sekaligus sahabat baru bagi mereka.

Aku tak ingin hanya datang sebagai pembicara, tapi kuingin datang sebagai teman berbagi ilmu bagaimana membuat sebuah acara yang lebih dari sekedar BIASA.

Sengaja seminggu sebelumnya aku berinvestasi untuk mengikuti sebuah training prestisius Sukses Mulia Entertrainment yang HTM Normalnya Rp 1.250.000 untuk mengupgrade diriku serta mengadopsi konsep luar biasa mereka disana demi mereka.

Ya, tak sia-sia apa yang aku investasikan. Dengan mengadopsi gaya Training yang di mix dengan Entertaiment aku berhasil membuat versiku sendiri. Akan kusampaikan seluruh isi buku ku dengan paduan musik dan film yang bisa membuat seluruh peserta dari senyum, tertawa, berkaca-kaca sampai mengeluarkan air mata bahagia.

Akan kusampaikan cerita-cerita yang selama ini kusimpan untuk mereka, kan kuhadiahkan benda-benda bermakna sebagai persembahan untuknya, dan kan kuberikan satu bagian khusus di buku ke duaku untuk mereka, Itu niat dan janjiku.

Rasa tak sabar sudah mendera di hari H. Sengaja ku pulang ngantor lebih cepat dari biasa takut jika nanti tertinggal pesawat kesana. Menunggu di Bandara hingga lebih dari 4 jam pun tak kurasa lama. Ada di pesawat lebih dari 4 jam juga tak seberapa rasanya.

Semua lunas dan terbanyar tunai ketika aku menjejakkan kaki di Bumi Sultan Baabullah itu. Disambut ceria dan ditraktir sarapan di Nasi Kuning terenak di Ternate oleh dua bidadari Ternate begitu kusyukuri. Apalagi setelah dipertemukan dengan Laskar Ternate Islamic Book Community lainnya. Sudah kuduga, mereka bukan anak muda biasa.

Aku sempat belajar banyak mengenai sejarah dan patriotisme para sultan Ternate. Aku belajar banyak mengenai betapa kuatnya masyarakat Ternate menjaga harga diri dan kehormatan bangsanya. Aku belajar banyak disana. Belajar banyak dari kak Ari dan Eya tentang totalisme bekerja dan loyalitas. Dan apalagi yang lebih membuatku bahagia kecuali tingkah-tingkah “ajaib” dua bidadari Ternate itu.

Hari bersejarah itu pun tiba. Hari dimana aku harus membayar lunas semua utangku kepada mereka. Membayar kepercayaan tinggi mereka untuk mendatangkanku jauh dari belahan Barat Indonesia. Sedikit nervous dan deg-degan pada awalnya melihat animo para pemuda-pemudi Ternate yang datang menjadi saksi. Ngeri membayangkan 100 buku Jangan Bodoh Mencari Jodoh yang didatangkan Gramedia khusus dari Jakarta ludes dalam sekejap mata.

Aku melakukan tugasku dengan satu panduan. Aku ingin semua yang kulakukan datang dari hati. Aku ingin bebas dan melepaskan semua ilmu yang ku punya. Aku ingin panggungku menjadi panggung mereka semua. Dan keringatku tak sia-sia. Sorak sorai tepuk tangan membahana diselingi isak tangis yang berkumandang dari mana-mana melunasi semua.

Setelah aku menyelesaikan kewajibanku, saat ku menuntut hak ku pun tiba. Keliling Ternate, Menikmati kuliner khas Ternate yang mereka buat dengan tangan sendiri, dan Memperkenalkanku dengan orang tua mereka, menghabiskan malam dengan Quality Time dan Quality Story mereka cukup untukku.

Dan mereka benar-benar membuktikannya. Mereka berusaha keras tidur larut dan bangun pagi hari untuk menunjukan usaha mereka menjadi seorang Tuan Rumah terbaik yang pernah ada.

<a href=”http://postimage.org/image/4qdovf5l7/” target=”_blank”><img src=”http://s9.postimage.org/4qdovf5l7/IMG_6726.jpg” border=0 alt=”IMG 6726″></img></a>

Tidore, Pantai Kastela, Benteng Kastela, Batu Angus, Masjid Al Munawwar, Pantai Sulamandaha telah terkhatamkan. Satu hal yang sangat membekas adalah ternyata pelabuhan Ternate di pagi hari tak kalah eksotisnya dengan pemandangan sore di Miami sana. Speed Boat dan kapal layar tertambat santai dengan beningnya air laut dipadukan dengan latar belakang Masjid 3 Menar Al Munawwar adalah eksotisme tak terbantahkan.

Maka Nikmat Tuhan Mana Yang Kau Dustakan?

 

Sebuah insiden kecil membuatku makin bertambah kagum akan mereka. Becak motor yang kami tumpangi untuk keliling Tidore mengalami kecelakaan hingga Ina tak sadarkan diri sampai Mhya menagis tak henti-henti. Aku putuskan untuk tidak memaksakan melanjutkan acara keliling  pulau lagi. Agar mereka bisa beristirahat sambil menengkan diri dulu. Dan satu kalimat pun meluncur dari mereka.

“Kang, This is Your Day. So, The Show Must Go On. Ga usah khawatir tentang kami. Kami kuat.”

Speechless dan Lidahku Kelu.

 

Kubagi satu rahasia kepadamu kawan, sariawan perih di pipi kiri yang begitu menyiksaku dari begitu sampai di Ternate pun  tak terlalu kurasakan sakitnya.

Nikamatnya makan Papeda, Gohu Ikan, Cakalang Rica, Pisang Lumpur adalah nikmat Tuhan yang tidak lagi bisa didustakan. Satu yang spesial adalah Gohu Ikan yang disebut sebagai Sashimi dari Maluku. Julukan itu seratus persen salah!!! Karena nikmatnya Gohu jauh mengungguli sashimi. Kesegaran dan kelembutan ikan sempurna datang dari Ikan Terbaik hasil laut Ternate sana.

Pagi terakhir disana pun akhirnya datang juga menyapa. Menikmati jam-jam terakhir di Ternate sungguh amat menyikasaku. Luapan campuran perasaan antara rindu yang remuk redam kepada keluarga baru ku disini, rasa kehilangan senyum dan tawa mereka lagi, rasa hangat dan ceria dalam kebersamaan mereka.

<a href=”http://postimage.org/image/le9sbnpqj/” target=”_blank”><img src=”http://s9.postimage.org/le9sbnpqj/IMG_7195.jpg” border=0 alt=”IMG 7195″></img></a>

Tak ada lagi es kelapa muda dengan sedikit gula merah di Tapak.

Tak ada lagi pantun-pantun jenaka Ko Ichan.

Tak ada lagi suara geletuk bunga es yang dikunyah Ina.

Tak ada lagi ocehan-ocehan lucu nan menggemaskan dalam tiap perjalanan.

Tak ada lagi drama-drama ajaib Ina dan Mhya yang membawa Warna yang berbeda

Tak ada lagi Kita-Ngana yang menggantikan kata Gue-Elu disana.

Tak ada lagi lirik-larik lagu yang diubah sekenanya.

Tak ada lagi tawa membahana yang membelah langit Tapak tiap malam

***

Tak bisa kupungkiri lagi genangan air mata ini saat sebuah hadiah kecil berarti kuterima pagi ini. Sebuah buku dongeng Pangeran Bulgogi yang Ina buat sendiri. Dan sebuah gelang pemberian Ibunya yang paling berarti untuknya dengan ikhlas Ia titipkan untuk Ibuku tercinta. Betapa besar hatinya.  Demi menghormatinya, kuhabiskan 5 potong roti bakar kacang buatannya walau sebenarnya perutku tak muat lagi menampungnya.

Kuhela nafas panjang dan berat saat kutatap tas-tas hitam itu sudah tertata rapi dan siap dibawa pulang kembali. Saat Ko Ichan memanggil memanggilku untuk segera beranjak pergi kutemukan ide bagus. Kan kupakai kacamata hitamku selama jalanku menuju bandara. Semoga ia memerankan perannya dengan baik hingga menutupi sembab dan sedih yang terpahat jelas di mataku kala itu.

Ini memang tak bisa dihindari lagi, ada jalan besar di depan yang harus aku titi. Jalanku dan jalan kalian. Tapi sekali janji terucap disini, pantang bagi kita untuk menariknya lagi. Sampai kapanpun kalian telah kuanggap saudaraku. Sampai kapanpun kalianlah sahabatku. Kalian juga resmi menjadi para guru kehidupanku.

Berjanjilah untukku, nanti jika kalian kembali menemuiku, kalian telah menjadi sosok-sosok yang “berbeda”.

Sosok yang telah naik kelas semua. Sosok yang membanggakan kehadirannya.

Kehadiranku di tengah kalian hanya sebagai sumbu pemicu untuk langkah-langkah luar biasa kalian nantinya.

Untuk Ina, tetaplah ceria, tetapalah terbuka dan kuat tanpa drama menghadapi dunia. Tanpa kau sadari, kaulah sebenarnya dinamo energi sekaligus penggerak utama untuk semua teman-temanmu. Kamulah sumber mata air ceria untuk kita. Tak ada lagi karena hampir semua bait dan kalimat disini telah mewakili keperkasaanmu dan teman sehatimu, Mhya.

 

Untuk Mhya, dibalik kelembutan tutur kata dan tingkah lakumu, tersembunyi ketegasan dan kharisma seorang pemimpin nomer satu. Ketegaranmu juga kesabaranmu menjadi teladan menyejukkan.

(Duh, perih mata ini menulis semua ini.)

Untuk Ko Ichan sang seniman kaligrafi sekaligus seniman IT, kekocakanmu tak ada tandingannya. Pencair suasana dengan bakat alami. Tetap tunjukan baktimu kepada orang tuamu dan selalu jadi kebanggaan mereka nomer satu. Pantunmu, “Nangka Sirsak, Nangka Belanda. Hatiku Rusak digoda Janda” adalah obat tertawa dimana saja.

Untuk Gamaria, Allah memberkatimu dengan kecemerlangan otak yang spesial. Dalam diam mu engkau menyimpan jutaan potensi dan prestasi. Hitunglah satu, dua, tiga, dan ledakkan seluruh prestasimu.

Untuk Ibnu, mungkin kamulah moderator ter asik yang pernah kutemui. Lugas, Tegas dan Lurus. Kamu mempunyai darah seorang aktivis sejati. Jaga ideliasme mu. Kokohkan jejak kaki dan langkahmu.

Untuk Bucek, kesabaran dan kesetiaanmu adalah langka adanya. Perhatian dan ketulusanmu memang nyata adanya. Tapi belajarlah akan apa itu makna Laki-Laki sejati lebih dalam lagi.

Untuk Achan, Jika diam adalah emas, kau mungkin emas paling berharga yang pernah ditemukan manusia. Belajarlah memimpin dan gunakan seluruh tangan serta kakimu untuk menjadi roda TIB.

Untuk Ayn,  memang perempuan berkacamata tak pernah ter elakkan pesonanya. Teruslah tersenyum dan jadilah salah satu penyejuk di TIB.

Untuk Isti dan Emma, aku memang belum mengenal kalian terlalu dalam. Tapi aku yakin hati dan pikiran kalian ada satu di Keluarga Besar TIB. Jangan galau-galau bandung berhadiah lagi ya.

Merangkai mimpi menuju Batas wajar Imajinasi

Bagiku kalianlah para prajurit sejati

Para peletak batu peradaban di Utara Nusantara

Para pemuda dengan jejak mimpi luar biasa

Goreskan kembali impian-impian kalian

Dan letakkanlah di langit tertinggi

Agar disini, aku pun bisa melihat terangnya

Dan tiada henti untuk ikut mendoakannya

CEO Inspirator Academy, penulis 6 buku, co-writer 17 buku artis, pengusaha, dan trainer.

Belajar Bisnis Dari Drakor Seru Abis

Sebagai penulis, melahap film dari berbagai genre adalah kebutuhan bagi saya. Membanjiri pikiran dengan ide ide baru, pembelajaran dan inspirasi dengan cara yang menyenangkan. Jadi itulah kenapa saya ga fanatik terhadap satu jenis genre film….

Transformasi Radikal Qyta Trans

Pandemi Covid 19 keras menghantam banyak lini. Wabah tentunya menyerang sisi kesehatan, namun ada sisi lain yang juga terhantam tidak kalah telak. Apalagi jika bukan sisi ekonomi. Semua pelaku usaha, mulai dari level kakap sampai…

Review Film Ghost Writer

    Ghost writer yang mereview film ghost writer. Akhirnya, setelah sekian lama bisa nge blog lagi. Dan, kali ini edisi khusus karena saya akan me review sebuah film. Karena biasanya untuk blog ini, review…

Cerita Dari Dirigen Oli Bekas

Cerita Dari Dirigen Oli Bekas Beberapa hari yang lalu mungkin teman-teman tahu bahwa saya menginisiasi donasi untuk membantu seorang anak bernama Latif. Sebuah video viral di social media memperlihatkan dia sedang dipaksa menyiram oli bekas…

Kios Untuk Ayah

Apakah benar hidup bermula di usia 40 tahun? Banyak sekali yang berkata kepada saya demikian. Bisa jadi ada benarnya, bisa jadi tidak berlaku bagi sebagian besar orang. Coba lihat sekeliling kita saat ini, apakah saudara…

3 comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *