Ingin Rasa Hati Berbisik
“Ada hati yang termanis dan penuh cinta
Tentu saja kan ku balas seisi jiwa
Tiada lagi tiada lagi yang ganggu kita
Ini kesungguhan sungguh aku sayang kamu.”
Sebait chorus dari Kahitna itu berputar-putar terus mengisi thalamus-thalamus di otakku. Cantik? Apa itu bisa didefinisikan oleh logika?
Masih ingat sekali ketika pagi itu aku mencari sarapan di dekat kos-kosan. Langkahku terhenti di sebuah warteg sederhana. Yang aku suka dari warteg adalah teknologinya. Ya, teknologinya! Karena mungkin warteg adalah satu-satunya tempat makan yang sudah menerapkan teknologi touch screen. Hanya dengan menunjuk kaca, maka makanan yang kita minta akan datang dengan sendirinya.
Hmm.. canggih nian..
Tak disangka, disana aku bertemu dengan teman kantorku. Yang ternyata pagi ini ga sengaja lewat daerahku. Karena dia lapar, dia mampir dulu untuk sarapan disana.
Lalu muncul seorang wanita manis berjilbab merah masuk ke warteg dan memesan makanan untuk dibungkus.
Iseng aku bertanya pada temanku .
“Mal, arah jam 9 menurut lo gimana? Cantik ga?”
Jamal melirik sekejap sambil terus mengunyah.
“Biasa aja sih bro, gue ga terlalu suka cewe berjilbab.”
“Oh…” Aku hanya menganggukan kepala. Mungkin si Jamal lebih suka cowo berjilbab.
Selera bermain disini. Padahal menurutku, wanita tadi cukup cantik.
Dan definisi kata cantik semakin kabur menurutku.
Temanku bahkan sempat curhat bahwa dia tergila-gila dengan seseorang cuma gara-gara melihat Ava Twitternya. Yang menurutku, fotonya aja biasa banget. Bagaimana aslinya..
Sepupuku, menolak untuk dijodohkan dengan wanita yang putih, tinggi, mancung, dan senyuumannya manis. Dia lebih memilih menikahi teman kuliahnya dulu yang lebih kecil dan agak subur.
“Udah nyaman Bril. Aku mencintainya bukan karena dia cantik. Tapi dia cantik karena aku mencintainya.”
DENGG!
Seolah-olah ada seberkas sinar menyeruak dari tengah awan-awan gelap di otakku.
Cantik itu sangat relatif. Cantiknya saya, kamu, dia, kalian, dan mereka itu berbeda. Setiap insan akan mempunyai jawaban yang berbeda-beda ketika ditanya cantik menurutnya apa.
“Hati terlalu bodoh untuk bisa mendefinisikan kata cantik. Dia hanya tau arti rasa nyaman.” – Tirta
Dan aku masih saja heran… mengapa banyak wanita didunia ini minder dengan kondisi fisiknya. Bahkan menurut survey, hanya 4 persen wanita di dunia ini yang menganggap dirinya cantik.
Menyedihkan…
Padahalo kata cantik adalah bagian hati. Bukan bagian otak.
Sama seperti ku sekarang, cantik menurutku adalah wanita yang mampu mengerti bagaimana absurdnya aku. Memaklumi loncatan-loncatan ide-ide liar yang sering tak bisa kukontrol. Yang paling penting mau mendampingiku, mendukungku, dan membantuku mewujudkan ideku. Lebih dari itu, cantik adalah mau sama-sama berusaha denganku meraih ridho untuk mencapai surga Nya. Itu aja.
Sederhana. Tidak perlu sulam alis, suntik silikon, atau bahkan operasi plastik..
Sesederhana menunjuk makanan di warteg, lalu makanan itu kan tersaji untuk kita.
———————————————————————————————————————————————————————-
Ingin lebih jauh diskusi denganku? Silahkan datang ke acara Rehabilitasi Hati ini :
6 comments
Tulisan kamu selalu bagus, seharusnya org sepuitis kamu banyak yg ngantri.
Ngantri buat nagih utang ya bu?
Hehehehehehe
Pada dasarnya semua wanita itu cantik saat ia menerima dan diterima apa pun keadaan dirinya.
Asal tdk seperti ini ->>> http://eanreana.mywapblog.com/cantik-cantik-tapi-kok.xhtml
yes. all of girls is beautiful. NO Doubt !
Wanita cantik mampu menjaga sikap dan ucapan ^0^
dan kata mas brili wanita cantik itu dia yan g g bermake up,,tpi hatinya putih lembut,,, #twitbrili